free web site traffic and promotion

Selasa, 10 Juli 2012

Seorang Amnesia


“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu” (Qs. Al Isro: 14)

“ Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Alloh , sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al Hasyr: 18)


Masing-masing kita tentu mempunyai catatan yang suatu saat catatan tersebut kita baca sebagai kenangan masa lalu dan sebagai pengalaman baik atau buruk. Di sana akan terlihat sosok diri kita, keangkuhan, kesombongan serta berbagai hal lainnya. Selanjutnya kenangan tersebut menjadi cermin sebagai standar penilaian  untuk kemajuan atau kemundurun nafs (diri) kita.
Bercermin dari masa lalu untuk mengayomi kekusutan-kekusutan yang ada pada diri pada hakekatnya merupakan muhasabah atas apa yang telah kita lakukan untuk menentukan langkah ke depan sebagai panenan di hari akhirat, sebagaimana firman Aloh yang telah kita sitir di atas.
Masalah muhasabah atau katakanlah suatu evaluasi berkaitan erat dengan suatu tolok ukur dan atau tujuan yang hendak dicapai. Sehingga tidak akan ada muhasabah bagi orang-orang yang tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya. Orang-orang yang tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya bagaikan makhluk hidup yang hanya memenuhi buthunnya (perutnya) dengan kesenangan.
Untuk bermuhasabah diperlukan keberanian atas dasar khouf (takut kepada Alloh) dalam kondisi dan situasi apapun. Muhasabah – menghitung, membaca diri, membaca ( melihat ) amalan kebelakang adalah kunci keberhasilan untuk menentukan hari esok. Dengan mengetahui suatu jalan itu penuh onak dan duri, maka kita akan hati-hati menempuhnya. Orang bijak berkata: Orang bodoh adalah orang yang tidak tahu/melek sejarah, karena ia terjerembab - terpuruk ke dalam lobang yang sama.

Hendaklah kita lebih takut lagi, mewaspadai terulang kembali suatu keinginan - tindakan  yang berakibat hitamnya lembaran sejarah kehidupan kita, hendaklah kita lebih waspada atas apa-apa yang akan kita lakukan dengan bekal cermin besar sebagai pelajaran berharga dari masa lalu.
Orang terbodoh adalah orang yang tidak mengetahui eksistensi dirinya, dimana ia hidup kemana ia pergi bahkan untuk apa ia hidup ia tidak tahu, sungguh ia hanya membawa kantung berisi barang busuk setiap saat. …… Maka bertanyalah Siapa Anda atau siapa saya ?

Renungkanlah !
Barangsiapa mengenal dirinya, maka sungguh ia telah mengenal Pengaturnya.

Siapa saya ? begitu janggal kedengarannya, kalau ada orang yang bertanya demikian mungkin kita anggap dia adalah sinting atau dia terkena amnesia akibat suatu kecelakaan. Atau boleh jadi ia adalah seorang hamba yang mencari identitas, atau boleh jadi orang bijak yang sedang memberi pelajaran terhadap anak didiknya dengan permisalan semua orang adalah tidak tahu identitas dirinya, status serta kedudukannya disisi Alloh sang pencipta.

Baiklah kita ambil yang terakhir, kita semua tidak tahu siapa diri kita, kita tidak tahu status serta kedudukan kita di sisi Alloh.
Ketahuilah, sesungguhnya kita adalah: Ummat Islam
Kalau mengatasnamakan ummat Islam berarti ummat yang satu walau berbeda bulu dan penampilan. Karena Islam mengajarkan sesungguhnya sesama muslim memiliki hak dan kewajiban yang dengannya akan terjalin suatu ikatan (ukhuwah islamiyah)  sebagai suatu wujud kesatuan – tauhid dengan bercirikan
·         Satu akidah, seorang muslim harus kuat aqidahnya
·         Menjunjung tinggi keta’atan kepada Alloh  dan Rosul dan Ulil amri yang bernaung di bawah lindungan Nya.
·         Berakhlaqul karimah, tidak arogan, anarki dan semacamnya yang tidak mencerminkan akhlaqul karimah, senantiasa bersahaja dalam setiap tindak tanduknya ( rahmatan lil’alamin).
Orang islam adalah orang yang selamat dan senatiasa menyelamatkan orang lain dari bahaya di dunia dan achirat kelak. Orang islam adalah orang yang damai dan senantiasa menaburkan kedamaian di antara umat manusia. Orang islam adalah orang yang tunduk dan patuh dan senantiasa ia menundukkan hawa nafsunya dari hal-hal yang dilarang Alloh Subhanahu  Wa Ta’ala sebagai tanda kepatuhan kepada Nya.

Wallohu ‘alam.


Z  Mudah mudahan si amnesia segerea pulih, menghimpun kembali ingatannya yang  cerai berai. Mengingat satu demi satu apa yang semstinya dikerjakan dengan tertib. Menyusun kembali lembaran-lembaran setelah sekian lama tercecer, kurang beraturan.
Z  Gantungkanlah harapan kita hanya kepada Alloh saja, karena sebenarnya Ia lah yang memberi harapan.
Z  Cemaskanlah kepada Nya saja sebab sesungguhnya Ia lah yang memberikan kita kecemasan.
Z  Semoga khouf dan roja ini tidak berlebihan menurut Al ghofur Ar rahiim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar