“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini
sebagai penghisab terhadapmu” (Qs. Al Isro: 14)
“
Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan
bertaqwalah kepada Alloh , sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (Qs. Al Hasyr: 18)
Masing-masing
kita tentu mempunyai catatan yang suatu saat catatan tersebut kita baca sebagai
kenangan masa lalu dan sebagai pengalaman baik atau buruk. Di sana akan terlihat
sosok diri kita, keangkuhan, kesombongan serta berbagai hal lainnya.
Selanjutnya kenangan tersebut menjadi cermin sebagai standar penilaian untuk kemajuan atau kemundurun nafs (diri)
kita.
Bercermin
dari masa lalu untuk mengayomi kekusutan-kekusutan yang ada pada diri pada
hakekatnya merupakan muhasabah atas apa yang telah kita lakukan untuk
menentukan langkah ke depan sebagai panenan di hari akhirat, sebagaimana firman
Aloh yang telah kita sitir di atas.
Masalah
muhasabah atau katakanlah suatu evaluasi berkaitan erat dengan suatu tolok ukur
dan atau tujuan yang hendak dicapai. Sehingga tidak akan ada muhasabah bagi
orang-orang yang tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya. Orang-orang yang
tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya bagaikan makhluk hidup yang hanya
memenuhi buthunnya (perutnya) dengan kesenangan.
Untuk
bermuhasabah diperlukan keberanian atas dasar khouf (takut kepada Alloh) dalam
kondisi dan situasi apapun. Muhasabah – menghitung, membaca diri, membaca (
melihat ) amalan kebelakang adalah kunci keberhasilan untuk menentukan hari
esok. Dengan mengetahui suatu jalan itu penuh onak dan duri, maka kita akan
hati-hati menempuhnya. Orang bijak berkata: Orang bodoh adalah orang yang tidak
tahu/melek sejarah, karena ia terjerembab - terpuruk ke dalam lobang yang sama.
Hendaklah
kita lebih takut lagi, mewaspadai terulang kembali suatu keinginan -
tindakan yang berakibat hitamnya
lembaran sejarah kehidupan kita, hendaklah kita lebih waspada atas apa-apa yang
akan kita lakukan dengan bekal cermin besar sebagai pelajaran berharga dari
masa lalu.
Orang
terbodoh adalah orang yang tidak mengetahui eksistensi dirinya, dimana ia hidup
kemana ia pergi bahkan untuk apa ia hidup ia tidak tahu, sungguh ia hanya
membawa kantung berisi barang busuk setiap saat. …… Maka bertanyalah Siapa Anda
atau siapa saya ?
Renungkanlah
!
Barangsiapa
mengenal dirinya, maka sungguh ia telah mengenal Pengaturnya.
Siapa
saya ? begitu janggal kedengarannya, kalau ada orang yang bertanya
demikian mungkin kita anggap dia adalah sinting atau dia terkena amnesia akibat
suatu kecelakaan. Atau boleh jadi ia adalah seorang hamba yang mencari
identitas, atau boleh jadi orang bijak yang sedang memberi pelajaran terhadap
anak didiknya dengan permisalan semua orang adalah tidak tahu identitas dirinya,
status serta kedudukannya disisi Alloh sang pencipta.
Baiklah
kita ambil yang terakhir, kita semua tidak tahu siapa diri kita, kita tidak
tahu status serta kedudukan kita di sisi Alloh.
Ketahuilah, sesungguhnya kita adalah: Ummat
Islam
Kalau
mengatasnamakan ummat Islam berarti ummat yang satu walau berbeda bulu dan
penampilan. Karena Islam mengajarkan sesungguhnya sesama muslim memiliki hak
dan kewajiban yang dengannya akan terjalin suatu ikatan (ukhuwah islamiyah) sebagai suatu wujud kesatuan – tauhid dengan
bercirikan
·
Satu akidah, seorang
muslim harus kuat aqidahnya
·
Menjunjung tinggi
keta’atan kepada Alloh dan Rosul dan
Ulil amri yang bernaung di bawah lindungan Nya.
·
Berakhlaqul karimah,
tidak arogan, anarki dan semacamnya yang tidak mencerminkan akhlaqul karimah,
senantiasa bersahaja dalam setiap tindak tanduknya ( rahmatan lil’alamin).
Orang
islam adalah orang yang selamat dan senatiasa menyelamatkan orang lain dari
bahaya di dunia dan achirat kelak. Orang islam adalah orang yang damai dan senantiasa
menaburkan kedamaian di antara umat manusia. Orang islam adalah orang yang
tunduk dan patuh dan senantiasa ia menundukkan hawa nafsunya dari hal-hal yang
dilarang Alloh Subhanahu Wa Ta’ala
sebagai tanda kepatuhan kepada Nya.
Wallohu ‘alam.
Z Mudah mudahan si amnesia segerea pulih, menghimpun kembali
ingatannya yang cerai berai. Mengingat
satu demi satu apa yang semstinya dikerjakan dengan tertib. Menyusun kembali
lembaran-lembaran setelah sekian lama tercecer, kurang beraturan.
Z Gantungkanlah harapan kita hanya kepada Alloh saja, karena
sebenarnya Ia lah yang memberi harapan.
Z Cemaskanlah kepada Nya saja sebab sesungguhnya Ia lah yang
memberikan kita kecemasan.
Z Semoga khouf dan roja ini tidak berlebihan menurut Al ghofur
Ar rahiim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar