free web site traffic and promotion

Rabu, 11 Juli 2012

SEBUAH VISI



TIDAK PERNAH AKU MERASAKAN TAKUT YANG DEMIKIAN MENCEKAM. MIRIS .... YANG BERLEBIHAN,
biasanya aku PD dalam segala hal namun nyaliku ketika itu musnah tak bersisa. Demi Alloh …. Sungguh ini kejadian (sebuah visi) yang sangat mencengangkan. Terjadi antara mimpi dan terjaga. Dimana aku berjumpa seorang laki-laki tua yang berpakaian serba putih bersahaja. Dia tersenyum penuh kearifan dan menggandeng tanganku penuh rasa kasih. “Anaking kemarilah” katanya dengan suara yang khas, rasa-rasanya tak asing bagiku tapi aku tak kenal siapa dia. Seperti dihipnotis aku mengikuti setiap langkahnya. Disinilah visi aneh itu terjadi.

Kami tiba disebuah pintu serba putih dikelilingi cahaya. “ sok anaking geura lebet” Saya pun memasuki pintu itu, Subhanalloh pemandangannya sangat indah tak bisa digambarkan dengan  kata kata apa lagi dilukiskan di atas kain kanvas. Ku lihat taman-taman dengan bunga yang serba putih tapi berbeda harumnya, diantara taman ada sungai mengalir dengan tenangnya, subhanalloh aku tak habis-habisnya berdecak kagum. Aku melangkah lebih kedalam namun kakiku tidak laju tertahan sesuatu yang tidak tahu apa.”Can waktuna anaking..” kata pak tua. Aku tertegun, … penuh tanda tanya dan keinginan untuk memasukinya. Aku lihat lagi, tiba-tiba muncul dihadapanku sosok yang sangat ku kenal, ya memang ia sangat aku kenal dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Dia memandangiku sambil mengernyitkan dahi… (ia tak mengenaliku) tapi sesaat kemudian tiba-tiba wajahnya berpaling dengan ketus dan judes. Aku sesak dibuatnya,  lunglai seluruh tubuhku. Mengnapa ia begitu membenciku sedang aku tahu ia adalah aku, …aku …. Aku.

Belum lagi pulih dari lunglainya tubuh ini, serta merta taman indah bermandikan cahaya itu hilang lenyap berganti kilat dan petir menyambar-nyambar serta jeritan serta raungan orang-orang kesakitan.
Dan rintihan itu semakin jelas … jelas dan terus terngiang ditelingaku “ ammmpuuun gusti, … ampuuun gusti ….” Semakin menjadi jadi. Aku merasa pengap tak bisa bernafas, kaku tak bergerak.

Pemandanganpun tiba-tiba berangsur putih seperti ngagayuh ka subuh (waktu sebelum fajar). Walau tak begitu jelas aku melihat, namun nampak di sana, …. Masya Alloh….. kumpulan orang-orang yang bermacam-macam, tapi kebanyakan mereka adalah hitam (tutung- renghek). “ Anaking tingali ke belah kenca” tiba-tiba suara pak tua mengagetkanku… Dan aku menoleh ke sebelah kiri. Tak ada apa-apa, semuanya sama gelimpangan orang-orang yang terkapar serta jerit tangis dan rintihan. Tapi sebentar,…. Ada sosok yang terpisah dengan tengadah tangannya ia beristighfar, astagfirulloh hal adhim ….astaghfirulloh hal adhim … terus beristighfar. Aku lihat dari ujung rambutnya sampas ke bawah kakinya, ya Robb astaghfirulloh ya Robb … ia penuh dengan luka sepeti borok yang mendalam. Semakin jelas visi itu dan semakin mendekat… semakin perih aku melihatnya. Lubang hitam itu tembus ke dalam jantung dan hatinya. Seperti kanker yang mencabik hati, …. Hatinya karancang dan habis. Betapa penderitaannya sehingga tubuhnya seperti itu. Tidak hanya  itu kulihat mukanya berbekas seperti bekas alur air mata. Dadas keriput dan tersayat. Pedih……ya Alloh.

Ketika visi itu semakin mendekat seraya tanganya meraih ke arah ku, namun tak sampai sama seperti aku ingin meraih masuk taman yang indah tadi. Dia menjerit sekeras kerasnya “diriku … tolonglah aku, diriku…. Tolonglah aku…” teus mengulang kata-kata itu. Aku terperangah dan tak percaya ia memanggilku dengan diriku. Aku tidak mengenalnya…. Ya Alloh benarkah ia diriku dan aku ini dirinya.  ?

LANGGENGKEUN WUDLU (Tetap dalam keadaan suci dari hadas)  
Aku diingatkan oleh si pa tua katanya langgengkeun wudlu, langgengkeun wudlu, langgengkeun wudlu (tetap dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar). Tentunya wudlu dengan konsekuensinya yaitu menjaga segala apa yang membatalkan wudlu itu. Juga tak luput dari filisofinya;
a.     mencuci tangan artinya mebersihkan tangan kita dari perbuatn-perbuatan dosa. Tidak memegang tangan ini kecuali yang berhaq dipegangnya. Tidak memukul kalau memang bukan untuk dipukulkan.
b.     mencuci/membersihkan mulut (berkumur) artinya menjaga setiap perkataan yang kita ucapkan. Sabar dalam berucap. Tidak sepantasnya berucap, beritikad dan berikrar yang keluar dari ketentuan agama
c.     membersihkan hidung, artinya penciuman yang dibolehkan adalah penciuman kepada yang haqnya, tidak semena-mena mencium bebauan
d.     membasuh muka adalah gabungan dari semua organ yang ada di muka yang artinya pun meliputi melihat, berbicara, mengambung, mendengarkan serta berfikir (bagian mengusap kepala) secara suci dan tidak terpengaruh oleh hawa-hawa syaithoni yang senantiasa merongrong aktivitas kita seharihari bahkan setiap detik dan seconnya.
e.     kemudian mencuci kedua belah kaki artinya berjalanlah di atas rel yang telah ditentukan Alloh, jangn lantas terpeleset atau sengaja memelesetkan kaki kita ke jalan yang tidak mendapatkan ridlo dan syafaat Nya.
Ketertibannya artinya dalam setiap langkah berlakulah tertib yaitu mendahulukan yang awal dan mengakhirkan yang akhir. Adanya suatu planning, adanya suatu timbangan dalam menentukan dan menempuh hidup ini. Atau secara singkat disebut proforsional dalam segala tindakan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar