free web site traffic and promotion

Minggu, 08 Juli 2012

Ismi Robik (Konsep Ketuhanan), jadikan Alloh sebagai sumber dari segala sumber


Sebelumnya telah dikemukakan bahwa proses qiroah dan tilawah  tidak lepas dari quran sebagai objek, baik quran secara tertulis maupun tidak tertulis. Namun demikian ada prioritas tertentu ketika proses pembacaan dilaksanakan. Merujuk wahyu pertama  di bawah ini,

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al’alaq: 1-5).

Dalam kalimat,  ayat satu dan dua “ bacalah dengan nama Robmu yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah”. Kata bacalah dalam wahyu pertama ini tidak dihubungkan dengan objek lain selain insan (manusia).  Menandakan bahwa prioritas utama dari konsep qiroah adalah makhluk manusia dengan segala hal yang bersangkut paut dengan dirinya. Dan kalau kita cermati sebenarnya ketika kita mengamati mansia maka secara otomatis kita tengah mengamati kehidupan dengan segala sisinya.
Hal yang bersangkutan erat sekali dengan objek qiroah secara spesifik (alinsan) adalah tentang pendidikan (tarbiyah) yang diisyaratkan dengan kalam “ Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”. Pendidikan yang dimaksud adalah bagaimana manusia mengetahui dan memahai untuk selanjutnya berorientasi bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan Alloh yang mempunyai tanggungjawab ibadah kepada-Nya. Mengandung makna pula:
1.      Bahwa manusia adalah makhluq yang berbeda dengan makhluq yang lain, diciptakan Alloh dengan seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal pikiran itulah manusia menjadi mulia atau sebaliknya (Qs. 94 : 3-4). Dengan kesempurnaanya manusia mampu menjadi pemimpin dan memakmurkan bumi.
2.      Setelah menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang berbeda dengan makhluk yang lain, maka manusia dituntut untuk membuktikan perbedaannya tersebut. Dan tuntutan inilah yang disebut konsekwensi makhluk manusia terhadap kholiknya, ibadah . “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melaikan untuk beribadah kepadaku.” (Qs. 51: 56)
3.      Bahwa Alloh menciptakan manusia dan alam ini dengan tujuan (mensucikan, memuji dan membesarkan Alloh, Qs. 30: 8)
4.      “… Ya Robbana sesungguhnya tidaklah engkau ciptakan semua ini (makhluk, bumi langit dan seisinya) sia-sia.
5.      melalui aktivitas qiroah : taffakur, tadabur dan tadakkur sebagai manispestasi syukur atas sebaik-baik kejadian (penciptaan), maka setidaknya manusia menyadari bahwa kesempurnaan manusia adalah bagian terkecil dari kemaha sempurnaan Alloh Ajawazalla.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar