Sebelumnya telah dikemukakan bahwa proses qiroah dan tilawah tidak lepas dari quran sebagai objek, baik
quran secara tertulis maupun tidak tertulis. Namun demikian ada prioritas
tertentu ketika proses pembacaan dilaksanakan. Merujuk wahyu pertama di bawah ini,
Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Qs. Al’alaq: 1-5).
Dalam kalimat, ayat satu dan dua “ bacalah dengan nama
Robmu yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah”. Kata bacalah
dalam wahyu pertama ini tidak dihubungkan dengan objek lain selain insan
(manusia). Menandakan bahwa prioritas
utama dari konsep qiroah adalah makhluk manusia dengan segala hal yang
bersangkut paut dengan dirinya. Dan kalau kita cermati sebenarnya ketika kita
mengamati mansia maka secara otomatis kita tengah mengamati kehidupan dengan
segala sisinya.
Hal yang bersangkutan erat sekali
dengan objek qiroah secara spesifik (alinsan) adalah tentang pendidikan (tarbiyah)
yang diisyaratkan dengan kalam “ Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam”. Pendidikan yang dimaksud adalah bagaimana manusia mengetahui dan
memahai untuk selanjutnya berorientasi bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan
Alloh yang mempunyai tanggungjawab ibadah kepada-Nya. Mengandung makna pula:
1. Bahwa manusia adalah makhluq yang berbeda dengan makhluq yang
lain, diciptakan Alloh dengan seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal pikiran
itulah manusia menjadi mulia atau sebaliknya (Qs. 94 : 3-4). Dengan
kesempurnaanya manusia mampu menjadi pemimpin dan memakmurkan bumi.
2. Setelah menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang berbeda
dengan makhluk yang lain, maka manusia dituntut untuk membuktikan perbedaannya
tersebut. Dan tuntutan inilah yang disebut konsekwensi makhluk manusia terhadap
kholiknya, ibadah . “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melaikan untuk
beribadah kepadaku.” (Qs. 51: 56)
3. Bahwa Alloh menciptakan manusia dan alam ini dengan tujuan (mensucikan,
memuji dan membesarkan Alloh, Qs. 30: 8)
4. “… Ya Robbana sesungguhnya tidaklah engkau ciptakan semua ini
(makhluk, bumi langit dan seisinya) sia-sia.
5. melalui aktivitas qiroah : taffakur, tadabur dan tadakkur
sebagai manispestasi syukur atas sebaik-baik kejadian (penciptaan), maka
setidaknya manusia menyadari bahwa kesempurnaan manusia adalah bagian terkecil
dari kemaha sempurnaan Alloh Ajawazalla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar