Kata
quran mengandung makna bacaan. Berasal dari akar kata qoroa-yaqrou-quranan
artinya bacaan. Ada
dua kategori pada ayat-ayat quran yang merupakan ayat-ayat Alloh SWT. Pertama
adalah ayat quran yang tertulis dalam bentuknya quran rosam,quran yang
sehari-hari kita pakai. Distilahkan dengan ayat-ayat quraniyah, kalamiyah
disebut juga ayat-ayat tekstual.
Disebut quraniyah atau kalamiyah karena didalamnya merupakan nukilan
kalam-kalam (kalimat-kalimat, firman-firman) Alloh SWT. Disebut ayat-ayat
tekstual karena di dalamnya tersurat firman-firman Alloh SWT.
Kedua adalah ayat quran yang
tidak tertulis dalam wujudnya alam sekitar, disebut ayat kauniyah, alamiyah
atau ayat-ayat kontekstual. Disebut ayat kauniyah, alamiyah karena
mengisysratkan kalam illahi di alam ini. Disebut ayat-ayat kontekstual,
menggambarkan hubungan-hubungan sebab akibat sebagai tanda kekuasaan Alloh SWT.
Boleh jadi ayat-ayat dalam kategori ini adalah penjabaran ayat-ayat tertulis atau sebaliknya. Sebagai contoh ketika kita memperhatikan
sebuah pohon misalnya, maka gambaran kita tentang pohon tersebut tak lebih dari
anatomi pohon yang mempunyai akar, bertbatang, berdaun serta berbuh. Namun
ketika memperhatikan dengan seksama (tadabbur), maka tidak hanya sebuah pohon seperti yang kita lihat
melainkan mempunyai makna yang amat dalam. Pohon dan kelengkapannya adalah sebuah misil dari
kalimah thoyibah (laa illaaha ilalloh). Perhatikan ayat di bawah ini:
Tidakkah kamu perhatikan
bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (Qs. Ibrohim: 24)
Atau kita
perhatikan sebuah fenomena sosial kemasyarakatan, sekelumit permasalahan
tentang narkoba, sex bebas, korupsi, dlsb. Tentu kita tidak akan menjumpai
masalah ini dalam alquran secara tetulis.
Permasalahan narkoba, sex bebas, korupsi, dan sejenisnya notabene merupakan sesuatu yang
laknat apapun kiprah orang-orang didalamnya,
para pelaku dan lain sebagainya. Dari dampak narkoba misalnya, yang kita
lihat ternyata sangat-sangat memilukan, tidak sedikit para pemuda harapan
bangsa, selebritis, penegak hukum bahkan
jajaran pejabat terjerumus didalamnya sebagai abdi-abdi dari barang laknat ini.
Inilah awal mula kehancuran sebuah negara, awal mula kehancuran sebuah generasi
yang akan diikuti generasi-genarasi
selanjutnya. Tidakkah kita melihat sejarah bagaimana China dengan empayernya yang hancur
karena madat (candu)?
Hikmah yang kita dapat dari
permasalahan ini adalah apapun bentuknya sesuatu yang dilarang Alloh SWT
ternyata membawa bencana pada waktu itu dan pada waktu-waktu mendatang.
Pelanggaran terhadapnya adalah suatu dosa yang tidak hanya ditanggung sendiri,
tetapi sampai beberapa generasi selanjutnya. Hal semacam ini kalau terus
dikristisi dengan proses qiroah, maka akan terus sambung-menyambung dari sebab
dan akibat yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar